My Pleasure Rio

photo : dini.erha
photo : dini.erha

Sejak dulu saya selalu menyukai anak kecil. Bagaimana-pun model mereka, selalu ada kebeningan dalam matanya. Itu yang membuat saya selalu takjub hingga saat ini. Dan sekarang, ketika berhasil dititipi dua bayi dengan mata yang tak kalah beningnya, semakin membuat saya senang memperhatikan mata-mata bayi. Saya selalu bahagia memperhatikan mata mereka, itulah sebabnya kenapa saya begitu menyukai bayi dan balita. Walaupun tak jarang berakhir dengan tangisan mereka. Entahlah, padahal terkadang saya tidak menyentuh mereka sedikitpun T_T.

Terakhir, saya menjadi kagum oleh mereka-mereka yang mempunyai anak cowok (tolong yah, saya ndak perlu komentar atau saran untuk menambah anak cowok lagi. Jadi, jangan pernah katakan atau menyarankan hal tersebut! *tiba-tiba galak) sebab, seru saja rasanya melihat mereka main mobil-mobilan atau sholat jama’ah pake kostum batman. Atau mungkin hal ini disebabkan karena saya sudah terlalu jenuh mengurus, Tila, Masya, Bebob, Lulu, Erika, Sofia, dan entah berapa banyak lagi anak angkat anak-anak saya yang mereka ajak serta ketika hendak tidur dan membuat tempat kami tidur penuh.

Lalu siapakah Rio itu?. Dia seorang pemuda tampan yang lembut sekali. Saya tidak pernah menyadari sebelumnya bahwa Rio seorang gentleman.

Hari itu, kami berkumpul untuk mengikuti workshop craft. Saya memang suka kegiatan yang satu ini. Selain membuat hati damai juga membuat saya menambah daftar impian tentang apa-apa saja yang akan saya lakukan nantinya. Seperti sebelum-sebelumnya, kami berjanji berkumpul di rumah kak Uun, seorang kakak yang senantiasa menyediakan rumahnya untuk kami tempati berkumpul. Biasanya Kak Uun-lah yang berbagi ilmu tentang berbagai seni kriya yang menakjubkan. Walaupun tak jarang beberapa dari kami juga bergantian menjadi pemateri.

Jadi, sabtu itu kami berkumpul di rumah Kak Uun untuk membuat Macaroon Purse yang akan dibawakan oleh Dini. Dini adalah seorang dokter gigi yang mempunyai ketertarikan pada kain-kain katun. Dia jugalah mama-nya Rio.

Siapa yang sangka diantara kami ternyata ada seorang (lagi) dokter gigi, dokter umum, dosen, aktivis, professional lainnya, atau seseorang yang tengah menimbang-nimbang akan mengejar desertasi (?).

Jadi siang itu di rumah Kak Uun berkumpulah ibu-ibu (dan calon ibu) muda cantik yang luar biasa dengan membawa anak dan ponakannya masing-masing. Siang itu, saya juga membawa kedua ponakan saya, #eh XD. Sebab saya sudah berjanji kepada keduanya untuk mengajak serta mereka jika bangun pagi (dan ternyata mereka pada bangun pagi, Gas!…). Bisa dibayangkan betapa rame (dan pusingnya Kak Uun) hari itu. Sebenarnya, jadwal kelasnya jam 10 pagi, tapi karena harus kebeberapa tempat terlebih dahulu, saya sampai ke tempat yang menakjubkan itu ba’da dhuhur. Saya-pun disambut dengan suka cita.. Ppffft. Juga disambut dengan manis oleh Rio yang langsung menggandeng tangan adek Faiza.

Karena terlambat, saya berusaha menyusul ketertinggalan saya dengan mengerjakan pekerjaan saya sebaik mungkin. Sebab saya gak mau pulang tanpa hasil nyata yang bisa saya pamer ke seluruh dunia, haha :D. Tapi ternyata kekhawatiran saya berlebihan, karena hari itu banyak anak-anak yang ikutan, maka sedikit-sedikit ada interupsi yang menghentikan kerjaan kami, sehingga saya cukup santai mengejar ketinggalan saya karena dua anak yang saya ajak serta cukup kooperatif dan tidak begitu menyulitkan untuk ditangani sementara anak-anak yang lain begitu hebohnya karena sudah menguasai pasar (hallah). Bahkan tak jarang mereka bergantian menangis karena berebut barang atau kena “garuk” sesamanya :D. Rusuh mak… haha… :)))).

Terlebih ketika ditemukannya sebuah kotak musik lucu oleh anak-anak ajaib ini. Di rumah Kak Uun memang banyak barang-barang lucu, yang dapat membuat segerombolan anak (bahkan saya sekalipun) merasa sedang berada di pulau harta karun. Entah siapa yang menemukan pertama kali benda ajaib itu.

Maka karena kotak musik itu, terjadilah kekacauan yang tak kalah rusuhnya dari kerusuhan sebelumnya. Kali ini tidak hanya satu anak yang merajuk bahkan menangis, mereka semua saling berebut kotak musik itu XD. Akhirnya kotak musik-pun diamankan.

Beberapa saat setelah suasana kembali aman dan kondusif, datanglah Rio dengan kotak musik tadi. Entah Rio mendapatkannya dari mana, Rio memberikan kotak musik tersebut kepada adek Faiza yang sejak tadi masih segegukan nangis di dalam pelukan ibunya yang baik hati ini karena tidak bisa menguasai keinginannya akan kotak musik tersebut (saya ajah seumur-umur gak pernah dapet hal romatis seperti itu… Hallah!). Bukan hanya itu, Rio juga meminjamkan semua mobil-mobilannya kepada adek Faiza, dan melarang Aya (bayi montok anak kakak Hilda) untuk menyentuhnya, lalu menonton tv bersama adek Faiza, memberikan bantal yang direbutnya dari anak yang lain untuk adek Faiza, menutupkan botol susu adek Faiza, memberikan kentang goreng yang potongannya paling panjang kepada adek Faiza, dan mengisikan jus pada gelas mungil untuk adek Faiza saat mereka semua tengah menikmati kentang goreng Jeng Rini, general manager (pembantu umum) Kak Uun. Bukankah saya sebagai emak-emak, seharusnya, tidak perlu se-khawatir ini?. Terus terang saya diam-diam memperhatikan mereka… haha.

Sayangnya, terjadi sedikit accident ketika mengantar Rio pulang. Entah bagaimana kejadiannya, tangan mungil Rio terjepit pintu mobil yang otomatis terturup. Maaf yaa sayang :(. Namun sekali lagi Rio memperlihatkan kelembutannya, di tengah tangisannya menahan sakit akibat terjepit, Rio masih sempat mendadahi adek Faiza yang masih menaruh harapan besar pada sebuah kotak musik lucu dengan matanya yang sembab. Oh My Allah, Rio sweet banget T_T.

Sampai ketemu abang Rio, baik-baik di Bontang yah, semoga kita bisa ketemu lagi.

Saverio Andias, 3 years.

 

8 thoughts on “My Pleasure Rio”

  1. *barubacablogini

    Gak sangka bakalan dibikin cerita begini.
    Dunnow why sejak bs berinteraksi dgn dunia..io sll ramah ke semua org. Say “hi..” to everybody even seringkali dicuekin.
    I should be proud of him. Tp kadang io jg nakal lho tante unga..hihi…boys.

    Tengkyu tante unga..salam buat faiza..

  2. *barubacablogini

    Gak sangka bakalan dibikin cerita begini.
    Dunnow why sejak bs berinteraksi dgn dunia..io sll ramah ke semua org. Say “hi..” to everybody even seringkali dicuekin.
    I should be proud of him. Tp kadang io jg nakal lho tante unga..hihi…boys.

    Tengkyu tante unga..salam buat faiza..

Comments are closed.