Kenapa ASI-ku Seret?

“Ibu-ibu ada yang mau berbagi cerita tentang proses mengASI-hi-nya?”. Tanya pemandu acara di depan sana. Pikiran saya langsung melayang ke empat tahun silam. Adik Faizar adalah anak ke tiga saya, dengan kakak di atasnya rentang usia 9 tahun. Jarak yang cukup panjang menurut orang-orang untuk memiliki anak kembali.

Saat mengetahui kehamilan di 2019 lalu, saya mearasa sangat bahagia sekali. Sebelumnya saya memang selalu memimpikan bermain dengan anak kecil, sepertinya menyenangkan. Tapi anak siapa? Adik-adik saya belum ada yang menikah, punya anak lagi rasanya juga tidak mungkin. Alhamdulillah, Allah menjawab doa-doa saya selain suami yang mungkin juga gak mau kalah sama 2 saudaranya yang istrinya tengah mengandung, sepertinya target-target mereka adalah 3 orang anak.

Masa mengandung Faizar saya lalui dengan tidak mudah karena memang kondisi saya dinyatakan, sebaiknya tidak untuk mengandung kembali juga karena saat itu saya harus menyelesaikan beberapa pendidikan jangka pendek yang sedang saya jalani. Maka dengan hati-hati dan penuh pengawasan suami saya membawa kehamilan ini, walau pada akhirnya berakhir dengan proses lahiran secara sesar karena tidak ada kontraksi sama sekali padahal waktu lahir sudah sampai.

Dengan jeda yang begitu lama dengan kakak-kakaknya, membuat saya seperti seorang ibu yang baru punya bayi lagi. Dimana hampir semua pelajaran tentang parenting hilang, apalagi dengan tidak adanya ibu saya yang mendampingi, beliau berpulang beberapa tahun lalu, membuat kondisi mental ini agak jatuh dan merasa sendiri. Rasanya agak aneh memegang bayi, hingga akhirnya saya mengalami juga yang namanya ASI seret, payudara nyeri dan tubuh yang demam.

“Ayok ibu-ibu, siapa yang mau?!” Tanya pemandu acara tadi lagi membuyarkan lamunan saya, segera saya mengangkat tangan, namun kalah cepat dengan peserta yang lain. Ya, hari itu saya mendapat undangan dari Gabag untuk menghadiri roadshow batch III; Talkshow Rahasia ASI Anti Seret di Main Stage Millebex Upperhills tanggal 17 Agustus kemarin.

Gabag sendiri adalah jenama lokal dari Indonesia yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk ibu menyusui seperti tas thermal (dingin dan hangat), kantong penyimpanan ASI, pembalut penyerap ASI dan peralatan menyusui lainnya serta tas makan anak. Produk Gabag pun terdaftar resmi di Departemen Kesehatan Indonesia dan sudah di ekspor ke Malaysia dan Australia, serta Afrika Selatan.

Dalam bincang-bincang kali ini Gabag menghadirkan narasumber Gabriella Rayana – founder Gabag, Dita Febriyanti – Internal Expertise Konselor Menyusui GabaG, dan Deby Anggi – guest star.

Talkshow Rahasia ASI Anti Seret

Faktanya ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayinya, sebagaimana menyusui adalah sebuah proses yang selain merupakan cara ibu mengasihi anaknya juga menjadi salah satu ibadah terbaik sebagai seorang ibu. Namun 80% ibu menyusui sering mengeluhkan nyeri dalam proses ini, hal ini tak jarang membuat para ibu menyapih lebih cepat bayi dari harapan sebelumnya. Terkadang merasa ASI kurang juga menjadi alasan yang tidak dapat terelakan, hingga ASI-pun terhenti.

Sedih? Tentu saja sedih, bagaimana pun dan di mana pun fitrah seorang ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk bayi-bayi mereka. Ternyata, kondisi ini dapat terjadi karena kurang pahamnya kita tentang bagaimana cara mengASI-hi yang benar. Tak elak 50% ibu mengalami lecet di minggu awal menyusui, padahal dalam proses ini tidak boleh terburu-buru. Proses menyusui harus diamati terlebih dahulu untuk menilai; Posisi dan pelekatan; Evaluasi anatominya; Serta fungsi oromotor bayi. Dan ada 4 poin penting agar pelekatan bayi sempurna, yaitu:

  1. Kepala bayi, telinga dan bahu berada dalam 1 garis lurus.
  2. Bayi dipeluk erat dekat dengan ibu.
  3. Badan bayi ditopang sepenuhnya.
  4. Kepala bayi menghadap payudara.
Tak hanya itu, sebagai ibu yang baru melahirkan kita juga perlu memahami berbagai hal-hal penting lainnya:
  • Adaptasi bayi, bayi yang baru lahir tentu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan dunianya yang baru, bagaimana dia berusaha menyesuaikan tempat, waktu, suara, wangi ibu juga tentu saja proses menyusu.
  • Adaptasi ibu, begitupun ibu yang baru melahirkan juga membutuhkan proses untuk adaptasi baik melahirkan secara normal (pervaginam) juga melahirkan dengan bantuan sesar. Tak sampai di situ, ibu juga butuh waktu beradapasi cara menyusui dan cara merawat bayi.
  • Tidak perlu stress atau tertekan akan stok ASI, sebab dengan pemberian ASI secara berkala akan menstimulasi produksi ASI itu sendiri.
  • Payudara jangan dibiarkan terlalu penuh, pengosongan payudara harus dilakukan maksimal setiap 2-3 jam sekali baik memerah dengan tangan atau pumping.
  • Menyendawakan bayi, ini akan membuat bayi menjadi lebih nyaman dan tidak kembung.

Adapun faktor yang memicu ASI menjadi seret biasanya terjadi karena masalah hormonal, pada payudara terjadi lecet puting, pembengkakan karena volume ASI yang belum dikeluarkan dan diresorbi oleh tubuh dan lepuh susu. Faktor pemicu lainnya adalah transfer ASI yang tidak terjadwal hingga bayi dibiarkan tertidur tanpa disusui atau karena kesulitan menyusui bayi itu sendiri. Sedangkan keadaan lainnya seperti bayi yang sakit dan ibu yang sakit hingga perlu lebih lama dirawat juga merupakan faktor yang membuat ASI menjadi seret.

Apa yang harus dilakukan jika puting/ payudara nyeri dan bengkak?

Terus terang payudara nyeri dan bengkak juga pernah saya alami, bahkan karena kurang dan hilangnya pengalaman dari kehamilan-kehamilan sebelumnya, ini membuat kondisi menjadi sedikit drama dan serba salah hingga fokus pada makanan dan suplemen pelancar ASI saja. Ternyata tidak seperti itu, ASI tetap perlu dikeluarkan sesuai jadwal juga melakukan beberapa treatment seperti: Mengompres payudara dengan air hangat atau air dingin, membersihkan area puting dengan air hangat serta menjaga kelembabannya (boleh dengan mengoleskan ASI itu sendiri atau menggunakan nipple cream) dan menjadwalkan untuk bertemu konselor menyusui (pijat laktasi).

Bersyukur sekali dapat hadir dalam acara ini, seperti belajar kembali bagaimana dan apa yang harus kita lakukan saat menemukan masalah-masalah yang nampaknya sepele tapi berdampak besar terhadap ibu dan bayi. Tak hanya membahas bagaimana cara memberikan ASI yang baik serta tips-tips meredakan nyeri, bengkak serta masalah seputar meyusui saja. Tapi sore itu semakin hangat dengan sesi simulasi pijat laktasi/ pijat oksitosin.

Apa Sih Oksitosin Itu?

Oksitosin adalah hormon yang berfungsi untuk mengalirkan ASI, let down reflex akan terjadi jika refleks oksitosin dirasakan ibu, seperti pikiran, perasaan dan sensansi ibu. Hormon ini juga berfungsi untuk merangsang kontraksi rahim saat persalinan dan merangsang payudara agar dapat menyusui.

Tanda refleks Oksitosin dapat terjadi ketika muncul sensasi-sensasi yang dirasakan ibu misalnya ketika diperah atau gelenyar sesaat sebelum atau selama menyusui bayi, saat ASI mengalir dari payudara ketika ibu memikirkan atau mendengar suara bayi, ketika ASI menetes dari salah satu payudara atau adanya semburan halus juga adanya rasa nyeri dari kontraksi rahim.

Bagaiman Cara Pijat Oksitosin?

Akhirnya menjadi sangat penting untuk kita para ibu apalagi yang baru melahirkan juga yang akan melahirkan untuk mengetahui cara pijat Oksitosin ini agar memudahkan proses menyusui juga mengedukasi orang-orang terdekat untuk membantu ibu melakukan pijat ini. Yuk simak langkah-langkahnya:

  • Ibu duduk rileks bersandar ke depan, tangan dilipat lalu diletakan di atas kepala.
  • Payudara dibiarkan tidak menggunakan bra.
  • Pijat di sepanjang sisi tulang belakang mulai dari tengkuk hingga pundak.
  • Gunakan 2 kepalan tangan dengan posisi ibu jari menunjuk ke depan.
  • Tekan sesuai kenyamanan dengan gerakan melingkar.
  • Pijatan dilakukan hanya sebatas tengah punggung dan mengarah ke depan.
  • Dapat dilakukan 3-5 menit atau sampai ibu merasa rileks.

Benar bukan, bahwa mengASI-hi itu juga ada ilmunya? Tidak semua ibu dapat dengan mudah melalui masa-masa ini, perlu dukungan penuh dari orang-orang terdekat begitu pun dengan bayi kita, ia juga memerlukan waktu untuk belajar di dunianya baru. Saya cukup lama tertegun mendengar cerita seorang ibu yang berjuang sendiri melewati hari-hari beratnya setelah melahirkan, ternyata kita mesti lebih banyak bersyukur dengan keadaan ini.

Undangan Gabag kali ini amat berkesan bagi saya yang sudah hampir melupakan apaitu menyusui. Saya menenteng banyak kantongan saat pulang selain goodie bag kenang-kenangan dari Gabag dengan dada yang terasa penuh, siap berbagi dengan siapa saja kelak.