“Nga, ikutan ini yuk… tabungan berencana. Kita ndak perluji beli barang seperti MLM lainnya, cukup menabung saja”.
Terus terang, mohon maaf, saya bukan penikmat pemasaran berjenjang, apapun jenisnya. Bahkan ketika salah seorang teman mulai meragukan saya “Islam Apa?”. Ya, beliau bertanya begitu pada saya, saya Islam apa lalu membandingkan dengan beberapa tokoh dakwah penggiat jejaring yang jika dibandingkan dengan saya, ya saya emang bukan apa-apa dan siapa-siapa :P. Lalu dari pada berlarut-larut, saya-pun menyudahi percakapan via akun chat itu untuk menghindari perdebatan. Yang disambut lagi dengan eyelan teman saya seperti ini : “ Oh ini berdebat yah?”. Ketika saya mengutarakan tidak ingin berdebat dengannya, dan menjawab semua pertanyaannya yang menyakiti hati. Hahaha… nasib… nasib…
Bukan tidak mungkin ini terjadi tidak hanya sekali, bukan ingin membandingkan atau ekstrim (yang masih kata teman saya). Saya sebisa mungkin memang menghindari hal ini. Pertama, saya amat sangat malas memprospek orang. Kedua, saya malu menjanjikan orang keuntungan besar yang saya sendiri-pun tidak yakin akan seberuntung mereka yang berhasil mendapatkan kapal pesiar dari jualan produk dengan target dan kaki tangan dimana-mana (walaupun memang benar, sayapun menginginkan sebuah kapal pesiar pribadi) XD. Ketiga, saya tidak punya dana lebih apabila disuruh menutupi target yang tidak tercapai. Dan yang paling utama, hal ini jelas tidak diperkenankan dalam keyakinan saya. Sudah itu saja…
Begitupun ketika salah seorang teman saya kembali menawarkan produk keuangan lainnya. Sudah barang tentu saya amat segan menolaknya, sebab saya begitu dekat dengan beliau. Tapi Alhamdulillah beliau mengerti itu dan menawarkan saya untuk membeli sahamnya saja (doh…!) XD. Dulu saya memang tertarik dengan para saham ini.
Tapi semakin kemari, saya semakin sangsi saja dengan niat para investor saat ini yang sangat sulit untuk ditelusuri, apalagi ditambah dengan godaan keuntungan yang menggiurkan bagi para opotunis ( yang bisa saja memanfaatkan peluang dalam waktu jangka pendek ). Walaupun MUI mungkin telah mengeluarkan fatwa no 80 (kalau tidak salah) tentang penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar regular bursa efek.
Ya begitulah, lagi-lagi semuanya kembali pada niat. Bila memang tertarik, tidak ada salahnya anda memilih produk yang berlabel ‘Syariah’. Setidaknya anda sudah berhati-hati menetukan pilihan. Tapi tetap saja ini kembali pada kebijakan masing-masing.
Yuk mari… memprogram keuangan anda demi sebuah kapal pesiar *belicelengan^^.
Wallahu a’lam.