KESETIAAN ISTERI KEPADA SUAMINYA

Oleh Syaikh Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq

Teguh dengan kesetiaan yang jujur merupakan sifat wanita yang paling utama.

Sebuah kisah menyebutkan, bahwasanya Asma’ binti ‘Umais adalah isteri Ja’far bin Abi Thalib, lalu menjadi isteri Abu Bakar sepeninggalnya, kemudian setelah itu dinikahi oleh ‘Ali Radhiyallahu ‘anhu. Suatu kali kedua puteranya, Muhammad bin Ja’far dan Muhammad bin Abi Bakar saling membanggakan. Masing-masing mengatakan, “Aku lebih baik dibandingkan dirimu, ayahku lebih baik dibandingkan ayahmu.” Mendengar hal itu, ‘Ali berkata, “Putuskan perkara di antara keduanya, wahai Asma’.” Ia mengatakan, “Aku tidak melihat pemuda Arab yang lebih baik dibandingkan Ja’far dan aku tidak melihat pria tua yang lebih baik dibandingkan Abu Bakar.” ‘Ali mengatakan, “Engkau tidak menyisakan untuk kami sedikit pun. Seandainya engkau mengatakan selain yang engkau katakan, niscaya aku murka kepadamu.” Asma’ berkata, “Dari ketiganya, engkaulah yang paling sedikit dari mereka untuk dipilih” Continue reading “KESETIAAN ISTERI KEPADA SUAMINYA”

Silent

Untuk sebuah dialog tanpa ruang dan tepi
Hanya sisipan haru rasa yg terlukis
Tidak pada kain, tidak juga pada kayu
Tapi mengalir bersama air dan terbang bersama angin

Sepertiga malam cinta bulan dan bintang
Tanpa redup tanpa kabut
Hanya dengan cahaya yg berkilau
Hanya dengan lantunan syahduku

Manis dengan senyum
Indah dalam tatap
Terlukis dengan embun
Untuk sebuah cinta tanpa akhir

Silent

Untuk sebuah dialog tanpa ruang dan tepi
Hanya sisipan haru rasa yg terlukis
Tidak pada kain, tidak juga pada kayu
Tapi mengalir bersama air dan terbang bersama angin

Sepertiga malam cinta bulan dan bintang
Tanpa redup tanpa kabut
Hanya dengan cahaya yg berkilau
Hanya dengan lantunan syahduku

Manis dengan senyum
Indah dalam tatap
Terlukis dengan embun
Untuk sebuah cinta tanpa akhir

Silent

Untuk sebuah dialog tanpa ruang dan tepi
Hanya sisipan haru rasa yg terlukis
Tidak pada kain, tidak juga pada kayu
Tapi mengalir bersama air dan terbang bersama angin

Sepertiga malam cinta bulan dan bintang
Tanpa redup tanpa kabut
Hanya dengan cahaya yg berkilau
Hanya dengan lantunan syahduku

Manis dengan senyum
Indah dalam tatap
Terlukis dengan embun
Untuk sebuah cinta tanpa akhir

Ma extraordinary Luv

Tidakkah aku pencari cinta
Terpahat dalam hening, tapi tidak menapak dalam ramai
Terlibat dengan senyum, tapi tidak mengais dengan tangan

Aku adalah pilihan pada nyata
Yang digulirkan dan digilirkan
Walau aku adalah lelah
Walau aku jualah letih

Tapi dalam sulit aku harus bersikap
Juga dalam kepahitan harus berkeputusan
Karena malam takkan mampu menghadang fajar
Pada cinta sepertiga malamku

Maka yakinku cintaNYA takkan terganti
Karena akhir dan hentian itu, aku adalah cinta
Cinta yang takkan habis dalam sekotak hidupku
Cinta yang takkan pupus karena ramai