Menulis, adalah salah satu bagian tersulit dalam hidup ini ketika kamu harus memperhatikan eja-an yang benar, penggunaan tanda baca, bahkan berpedoman pada KBBI (yang ini emang harus XD ) —menulis bukan hanya ketika kamu menciptakan sebuah cerpen atau novel saja. Nge-SMS, nge-WA, BBM-an atau komentar gak penting di laman orang pun bagian dari menulis—.
Walaupun sulit, sebenarnya hal-hal itulah yang dapat membuat tulisanmu enak dibaca, mudah dimengerti, bahkan menjadikan sebuah tulisan menjadi layak untuk dijual. Ibarat nyetir, kita ada di jalan tol. Enak kan, jalannya lempeng tanpa ada lubang. Nah begitu juga dengan tulisan yang baik dan benar.
Sayangnya, saya tidak mampu melakukan hal tersebut, rasanya berat dan berbatas. Jadinya saya keseringan membuat tulisan dengan penulisan seperti artikulasinya, yang mungkin saja sudah membudaya. Itulah mengapa saya lebih memilih mangkanya dari makanya, sangking dari saking, atau kamu dari dia #Eh. Karena membuat saya merasa lebih nyaman bercerita dalam tulisan. Padahal sih gak bener XD. Jangan khawatir, ini tidak hanya terjadi di Indonesia kok, jauh di sana, di Negara mereka, bukan di sini, orang-orang yang terganggu dengan makanya dan mangkanya atau saking dan sangking ini juga sering menggunakan “ I dunno…” untuk “ I don’t know”. Boleh saya ketawa?…
Tapi, ingat yah… se-mangkanya atau se-sangkingnya kamu, ada baiknya kamu mengetahui hal-hal ini.
Penggunaan Huruf Besar / Kapital
Sayang, saat menulis sebaiknya kamu menghindari penggunaan huruf besar/kapital semua, dalam sebuah kata atau kalimat jika tidak ingin dikatakan kamu sedang marah. Penggunaan huruf besar/kapital semua dapat mengindikasikan bahwa kamu sedang marah ( kecuali yang baca juga gak tau).
Misalnya : “Dasar jelek” kalimat itu bisa saja berarti kamu sedang merajuk, ciiiye… tapi kalau “DASAR JELEK” (kalimat itu menunjukkan kemarahan, yah walaupun mungkin saja orang yang kamu bilangin itu emang jelek…)
Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca yang paling mudah, paling sering, paling favorit dan paling gampang banget bertebaran dan ditulis berulang-ulang adalah tanda seru (!) dan tanda Tanya (?). Saya sering mendapat sms, seperti ini “Apa kabar Unga!!!!!!!!” padahal maksudnya bertanya. Atau “Kamu norak deh?????” haaahhh?! saya jadi sangsi maksudnya apa. Apa dia mengkhawatirkan ke-no-rak-an saya?. Iya, saya tahu saya norak tapi gak gitu juga kelees…
Oh My Allah, sebego-begonya saya, saya masih bisa ngebedain tanda seru dan tanda tanya. Disitu kadang saya merasa sedih.
Tanda Seru – ! : dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
anda Tanya – ? : dipakai pada akhir kalimat tanya.
Memberi Salam
Yang ini mungkin kamu sudah tahu yah, tapi gak ada salahnya saya bahas kembali. Penulisan salam, menurut yang saya anut, salam adalah doa. Doa yang baik adalah doa yang dikatakan dengan sempurna. Jadi kapan-kapan kalo kamu mau mendoakan saya, plis, tolong jangan menyingkat salam; ASS, Aslakum, Askum, ASSWRWB… apa itu? Yang bahasa arabnya bener ajah saya gak ngerti. Apalagi yang kek begitu. Oh ya ada satu lagi, saya juga paling gak suka diberi salam dengan PING! —apaitu -..- —
Nah begitulah, harapan terbesar saya pada akhirnya adalah tetap dapat menulis dengan baik dan benar. Baik itu menulis artikel atau hanya sebuah pesan singkat. Doakan saya yah…