Budaya Dan Malu

g1

Hari ini saya menghabiskan sore sambil menunggu waktu berbuka dengan menyusuri beberapa ruas jalan yang biasanya padat lalu lintas. Jalanan sepi, beberapa mungkin memilih untuk mudik sebab besok kami akan merayakan Idul Adha. Lengang dan teduh dengan suasana yang tepat hingga membuat saya sekali lagi membuka memori indah tentang kota ini, Makassar. Kota dimana saya menghabiskan kebersamaan bersama orang-orang terkasih dengan cinta, suka atau pun duka. Kota yang sedikit banyak membesarkan saya menjadi pribadi yang sedikit emosional dengan belenggu pintu cinta… Hallah!, itu serial tivi tahun berapa yah?! XD. Bukan-bukan, tapi kota yang membuat saya belajar banyak hal.

Juga kota yang membuat saya memahami bahwa, kami adalah rakyat yang senantiasa disuguhi baliho-baliho keren pemimpin idola masa kini. Hingga saya menjadi sedikit pusing ketika teringat, beberapa hari belakangan ini, media cukup sibuk memberitakan sebuah kejadian yang tidak pernah saya pahami, sehingga ia begitu senangnya berputar-putar di kepala saya yang sudah ditumbuhi selembar uban.

Continue reading “Budaya Dan Malu”

Kindness Matters

rebloggy2

Saya jadi bingung ketika semua orang mulai berlomba-lomba membeberkan berbagai macam keahliannya dalam berbagai bidang. Saya jadi sedikit termenung dan memikirkan hal-hal apa saja yang telah saya lakukakan sehingga dapat dibanggakan seperti mereka. Ternyata, semakin saya berpikir, semakin saya tidak menemukan apapun di sana. Atau mungkin saja saya iri karena tidak bisa seperti mereka, atau mungkin saya sudah lelah dan berada dalam titik jenuh tentang semua hal ini (ciyeee gaya!). Saya jadi ingin hidup biasa-biasa saja tanpa harus menjadi yang terbaik untuk satu sisi kehidupan ini, yang sifatnya hura-hura… Eh. Atau mungkin saya terlalu menyimpan harapan besar pada sesuatu yang ternyata tidak terlalu besar untuk diharapkan.

Seperti satu hari ketika saya bertemu –sebut saja- Disa, kami menyempatkan diri untuk pergi jalan-jalan sore bersama. Di tengah perjalanan dari utara ke selatan Makassar, kami mengobrolkan apa saja yang tidak sempat kami bicarakan beberapa tahun terakhir. Hingga bercerita tentang apa-apa yang telah kami lewati selama ini. Kata Disa, saya banyak berubah, tapi perubahan yang dikatakannya tidak seperti sebelum-sebelumnya; tambah cantik misalnya atau tambah baik misalnya.
Continue reading “Kindness Matters”