Blog Review; DaengAdda[dot]com

daeng adda2

Memiliki domain pribadi adalah, masuk dalam hal-hal yang amat saya inginkan. Sebenarnya, saya sudah pernah memiliki nama domain pribadi, yang pertama adalah ungatawwa[dot]web[dot]id dan yang kedua adalah, ungatawwa[dot]com, dan dua-duanya menumpang pada hosting para kesayangan.Tapi sayangnya, saya malah lebih nyaman memakai blog gratisan, selain gak perlu bayar (yaiyalah, namanya juga gratisss..),nggak perlu ngerepotin orang, dan yang paling penting jauh dari masalah blog kekinian yang bikin pusing.
Jadi, ketika menemukan sebuah blog dengan alamat tanpa embel-embel penyedia tempat gratisan, akan membuat saya jauh lebih hormat sama blog tersebut :’D.

Hari ini, melalui salah satu akun media social saya, saya mendapatkan pemberitahuan untuk mereview sebuah blog pribadi seorang teman. Daengadda[dot]com, begitu alamatnya –hormaaat grak!.
Terus terang, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti challenge ini, karena akhir-akhir ini saya begitu rindu dengan aktifitas per-blogan seperti yang dulu saya lakukan, atau tepatnya rindu pada orang yang membuat saya bersemangat nge-blog (ppffft… ), aaahhsudahlah !

Continue reading “Blog Review; DaengAdda[dot]com”

Cinta

foto : stylonica
foto : stylonica

Satu hari saya berjanji bertemu dengan Jiun (bukan nama sebenarnya… hallah). Saya berjanji akan menemuinya ketika lepas jam kantor. Lalu kami-pun berjanji bertemu di sebuat warung es teler yang ada di pojokan sebuah Mall. Saya tahu ini tidak akan berjalan dengan baik, maksudnya, Jiun pasti ngaret!. Ternyata betul, Jiun emang ngaret, untung saja saya sempat membeli sebuah komik untuk menemani jam-jam penantian saya saat menunggu kedatangan Jiun -..-.

Setelah hampir dua jam menunggu dan berkali-kali membalas senyuman abang pramusaji yang hampir 3 kali membersihkan meja di samping saya, akhirnya Jiun datang juga. Kedatangan Jiun membuat saya penuh sukacita, betapa tidak, kegiatan saya mengaduk-ngaduk segelas es kelapa selama dua jam terakhir, akan segera berakhir.

Continue reading “Cinta”

Kapal Pesiar Untuk Unga

foto : joyfullyhand
foto : joyfullyhand

“Nga, ikutan ini yuk… tabungan berencana. Kita ndak perluji beli barang seperti MLM lainnya, cukup menabung saja”.

Terus terang, mohon maaf, saya bukan penikmat pemasaran berjenjang, apapun jenisnya. Bahkan ketika salah seorang teman mulai meragukan saya “Islam Apa?”. Ya, beliau bertanya begitu pada saya, saya Islam apa lalu membandingkan dengan beberapa tokoh dakwah penggiat jejaring yang jika dibandingkan dengan saya, ya saya emang bukan apa-apa dan siapa-siapa :P. Lalu dari pada berlarut-larut, saya-pun menyudahi percakapan via akun chat itu untuk menghindari perdebatan. Yang disambut lagi dengan eyelan teman saya seperti ini : “ Oh ini berdebat yah?”. Ketika saya mengutarakan tidak ingin berdebat dengannya, dan menjawab semua pertanyaannya yang menyakiti hati. Hahaha… nasib… nasib…

Bukan tidak mungkin ini terjadi tidak hanya sekali, bukan ingin membandingkan atau ekstrim (yang masih kata teman saya). Saya sebisa mungkin memang menghindari hal ini. Pertama, saya amat sangat malas memprospek orang. Kedua, saya malu menjanjikan orang keuntungan besar yang saya sendiri-pun tidak yakin akan seberuntung mereka yang berhasil mendapatkan kapal pesiar dari jualan produk dengan target dan kaki tangan dimana-mana (walaupun memang benar, sayapun menginginkan sebuah kapal pesiar pribadi) XD. Ketiga, saya tidak punya dana lebih apabila disuruh menutupi target yang tidak tercapai. Dan yang paling utama, hal ini jelas tidak diperkenankan dalam keyakinan saya. Sudah itu saja…

Continue reading “Kapal Pesiar Untuk Unga”

Rindu

foto : wallpas
foto : wallpas

Saudaraku, jika ingin mulia kendalikanlah amarah. Begitu tulis Aa Gym pada postingan Fan Pagenya 2 februari 2015.

Mungkin saya akan mulia XD, karena sejauh ini saya senantiasa berusaha mengendalikan amarah (tapi tetep ajah kadang marah hehe), kan mungkin ceritanya hehe…

Tapi bagaimana dengan rindu?. Sepertinya saya adalah tipe perindu akut. Saya selalu merindukan hal-hal sepele, selalu merindukan kenangan, selalu merindukan hujan, selalu merindukan, selalu merindu, selalu!. Lalu kemudian saya merasa lelah. Kelelahan karena akan sekali lagi merindukanmu dengan waktu yang takkan ada habisnya. Lalu diam-diam menahan kepedihan sendiri dengan berujar “Tidak apa-apa…”.

It’s not enough to say that, I miss you…

#AlFatihah #DearKamu

Hello, Indonesian Hijab Blogger!

indonesian-hijab-blogger

Hari ini saya bermaksud memasang banner Indonesian Hijab Blogger pada blog kesayangan saya, setelah sebelumnya ikut dalam kopdar perdana Indonesian Hijab Blogger di London café, Makassar. Pikir saya, ini adalah komunitas Fashion Hijab yang penuh warna warni. Maka ketika undangan tentang kopdar ini dikabarkan oleh kak Nanie, saya berkali-kali bertanya tentang komunitas apa ini. Saya takut akan jadi terlalu cantik jika bergabung dengan Komunitas Hijabers yang pada umumnya sangat fashionable dan fenomenal XD.

Continue reading “Hello, Indonesian Hijab Blogger!”

Pergilah ke Pasar, Unga!

pic : braddasista
pic : braddasista

Kamu tahu tidak Unga?, sebagian besar penghasilan masyarakat ada di Pasar Tradisional!
Hari itu kamu menghabiskan uangmu satu juta delapan ratus ribu rupiah untuk belanja bulanan di sebuah pasar modern. Pasar yang dengan angkuhnya akan merampas hidup orang-orang yang berjibaku dalam kehidupan pasar tradisional, tempat mereka menggantungkan hidupnya.
Pasar yang akan mematikan salah satu sendi perekonomian sebuah kota. Pasar yang akan menggerus memori indah tentang kehidupan yang semestinya. Ya!, walaupun memang benar hidup ini harus berubah.

Saya akui, saya adalah bagian kecil dari kesombongan itu. Saya juga sadar secara tidak langsung berperan mematikan pertumbuhan ekonomi pasar tradisional. Bagaimana tidak, saya memang akan selalu memilih belanja di pasar modern. Walaupun hanya untuk membeli garam dan sekatung bawang putih. Pilihan sejuk, nyaman, terang dan bersihlah yang membuat saya menghadapi kenyataan ini. Mau bilang apa? Itu kenyataan!. Mau lari dari kenyataan…? Sudah gak jaman!.
Hal ini saya lakukan terus menerus sejak saya menjadi emak-emak dan terjun langsung dalam kerasnya hidup ini.
Continue reading “Pergilah ke Pasar, Unga!”

Piknik (yang selalu) Asyik Bersama Anging Mammiri

Moldiv_1415532665998

Hari ini Zahra dan Faiza berjanji bangun lebih awal, setelah sehari sebelumnya diiming-imingi akan pergi mengunjungi arena bermain air, Bugis Waterpark.

Kakak-beradik yang ajaib ini memang susah sekali diajak bangun pagi, bagaimana tidak, jam tidurnya hampir tidak pernah dibawah jam 12 malam ( kalah-kalahmi tukang ronda -..- ).

Dan pagi ini, ternyata mereka ingkar, buktinya mereka masih tidur pulas, bahkan setelah sempat sebelumnya bangun sebentar kemudian melanjutkan tidurnya. Akhirnya mau tidak mau pemaksaan-pun terjadi, lalu dengan masih separuh nyawa dan jalan yang sempoyongan mereka berusaha tegar melewati pagi ini. Turun dari tempat tidur, memakai sandal dekil mereka, naik ke mobil, lalu kembali tidur XD.

Continue reading “Piknik (yang selalu) Asyik Bersama Anging Mammiri”

Blogger ; dunia tak se-sempit pikirku!

photo : flashuser
photo : flashuser

Untung saja ada lomba ini, jika tidak… mungkin saya gak akan pernah sadar kalau sudah lupa dengan password blog ini :’(.

Tidak mau dikatakan blogger!. Pikir saya, seorang blogger itu, mereka yang hebat menulis, mengerti bahasa pemrograman, dan mengerti tentang hal-hal yang tidak saya mengerti :p. Pokoknya jagolah!.

Ternyata, hanya dengan berbekal blog gartisan sekalipun, jiwa-jiwa (sok) penulis saya mulai tertantang. Saya mulai menulis hampir semua kejadian yang saya alami untuk saya bagi di dunia tak berbatas ini. Hampir setiap hari!. Bayangkan betapa produktifnya saya (dulu). Apalagi bisa dibilang saat itu saya adalah jenis pegawai yang memiliki jam-jam sibuk dan penting yang tidak bisa saya lewatkan begitu saja (gaya!). Tapi karena sedikit ruang itulah, maka saya berusaha mengisinya dengan cinta (bwee..).

Continue reading “Blogger ; dunia tak se-sempit pikirku!”

Bowo Mengajarkanku tentang Ketulusan

ungatawwa

Bowo menatapku tanpa suara, dia hanya melihatku lekat dengan matanya yang bulat lucu. “apa liat ?!!!”(…upss…)
Hah !!, seandainya aku tidak mual mungkin itu yang sudah aku katakan pada Bowo sambil membelalakkan mata.
Setelah puas memandangiku, Bowo kembali bercakap-cakap dengan Ibu yang selalu menemaninya setiap hari hingga pelajaran benar-benar dimulai. Lalu sesekali aku mendengar mereka tertawa lepas.

Bowo adalah teman sekelasku sejak pertama kali aku menyadari bahwa kami sekelas, entah kapan, aku lupa, tapi tepatnya di SD ini, SDN Gotong-Gotong I, Makassar.
Bowo berkulit sawo matang, matanya bulat lucu, wajahnya tidak memiliki ekspresi dengan sisiran rambut hitam mengkilat yang selalu rapih dan melekat di kelapanya. Aku tidak pernah dapat membedakan saat dia tersenyum atau tertawa jika tidak mendengar suara cekikikan seperti orang tercekik yang menandakan bahwa dia sedang tertawa.

Continue reading “Bowo Mengajarkanku tentang Ketulusan”

Ini Keren !!!

Ungatawwa

Pernah mengalami hal seperti itu?

Ya, saya pernah. Tapi bedanya saya terjebak oleh dinamika perumusan dan diagram pada mata pelajaran ekonomi. Saya yakin, 90% hasil dari soal ekomoni untuk ulangan waktu itu tidak akan saya terapkan nanti. Buktinya, hari ini, tanpa diagram itupun saya baik-baik saja, masih bisa makan tumpeng ultah AM yang ke-tujuh dan jalan-jalan ke paris (iyyah, nanti kalo ada rejeki fufufu…) #7ThnAM

 Malangnya, hanya karena diagram tolol dan jawaban yang menurut guru ekonomi saya sama tololnya dengan apa yang saya pikirkan tentang diagram itu, nilai ekonomi saya di raport, merah, angka 4 yang ditulis dengan sempurna menggunakan tinta merah dari pulpen kesayangan wali kelas saya, tertera dalam rapot kelas 1A caturwulan ke-tiga, membuat saya menghabiskan hidup di kelas 2 dengan anak-anak yang diragukan untuk masuk IPA. Emangnya, di kelas IPA nanti ada pelajaran ekonomi ? ada ? gak ada !

Tapi sudahlah, saya sudah memaafkan mereka… #halah. Karena saya percaya padaNya, kalau kita harus saling memaafkan.