Points Of You, Insight Indonesia

Saya bukan orang yang terbuka untuk masalah pribadi, tapi mudah berinteraksi dengan siapa saja, kapan saja juga tidak sulit menerima hal-hal baru. Sebenarnya kalau ditanya sudah sampai mana saya mengenal diri saya sendiri? Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjawabnya. Tentu saja karena begitu kenalnya saya dengan diri saya sendiri. Maka tidak ada alasan untuk tidak ikut dalam Coaching Game, coaching di Makassar; Designing The Unlimited You yang dicoach langsung oleh ibu Fauziah Zulfitri dari Insight Indonesia.

Hujan cukup deras hari itu, membuat genangan di beberapa ruas jalan. Janjinya saya akan datang tidak lewat dari pukul sembilan lebih tiga puluh menit. Nyatanya tidak demikian, perkiraan waktu yang sudah cukup matang saya siapkan setelah mengantar si adek -anak bungsu saya- yang akan ujian semester disambut gembira oleh jalan banjir padat kendaraan hingga menyebabkan macet sepanjang ruas jalan Andi Tonro sampai jalan Ratulangi menuju Ibis Hotel Makassar di jalan Maipa. Pada akhinya saya telat 15 menit. Walaupun saya lebih menerima ini sebagai takdir dari menyalahkan genangan air, tapi inilah dinamika kehidupan di Makassar; hujan dikit – bechek – banjir – macet.

Padahal Makassar kini bukan lagi kota kecil yang hanya bercita-cita menjadi kota metropilitan, tapi Makassar sedang lucu-lucu pengen jadi kota dunia. Namun dengan genangan airnya selepas hujan turun tak perlulah susah-susah berjuang menuju kota dunia, Makassar sudah dapat menyaingi Venice kok, tak perlulah juga jauh-jauh untuk mencicipi kota yang dikelilingi air… Terlepas dari semua itu kota Anging Mammiri ini memang selalu membuat saya jatuh cinta dan gagal move on. Bahkan dapat berkenalan dengan satu lagi wanita hebat di kota Makassar ini, wanita pertama di Indonesia Timur yang telah menguasai 11 kompetensi sebagai Coach dan telah melalui proses panjang hingga mendapatkan gelar ACC – Associated Certified Coach, dari International Coach Federation, ibu Fauziyah Zulfitri, akrab disapa Coach Ochy adalah hal yang tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata.  Continue reading “Points Of You, Insight Indonesia”

Meet Up Blogger Makassar X Arisan Resik V Manjakani

Saya sudah berkeluarga, pernikahan kami memasuki usianya yang ke-9. Dari pernikahan ini saya belajar banyak hal; lebih banyak belajar kompromi dan mengerti dengan perbedaan yang ada sih tepatnya; belajar memahami orang lain yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan saya;  belajar menerima suami saya yang hobi benget belanja sabun cuci baju berhadiah piring cantik sedang saya lebih suka detergen dengan label anti kuman; belajar menerima kalau odol yang kami gunakan bentuknya harus rapi, sementara saya kalau mencet odol suka asal ajah; belajar untuk gak pilih-pilih makanan, apalagi tempat makan… Pokoknya semua pelajaran yang gak saya dapati ketika masih sendiri.

Begitulah sebuah pernikahan, awal dari cerita hidup yang baru, semua yang tadinya milik sendiri akhirnya mau gak mau apa-apa jadi milik berdua; sedih, kecewa, bahagia, senang, . Apalagi kalau kalian dapetnya tipe pasangan yang kepo. Bukan, bukan seperti suami saya, tapi yang kepo di sini adalah saya atau rese tepatnya. Saya sering melakukan hal-hal yang ngeselin, misalnya masukin aplikasi macem-macem ke ponsel suami supaya ponsel saya gak nge-hang atau pakai akun suami untuk belanja online dan tiba-tiba ajah dia ditelepon sama penjualnya untuk konfirmasi produk peluntur selulit atau masukin nomer ponsel suami ke group orang tua siswa, pokoknya semua hal yang dikhawatirkan bermasalah panjang akan saya sodorin ke suami, kan segalanya milik berdua, juga ke-rese-an pasangan… Jadi sebenernya disini siapa yang menzdolimi dan siapa yang terdzolimi sih?! XD. Pokoknya apa-apa milik dan tanggung jawab berdua lah judulnya, juga dalam hal yang sangat intim…

Continue reading “Meet Up Blogger Makassar X Arisan Resik V Manjakani”

Maxi-Peel Micro Exfoliant Fluid

“Miliki kulit tampak lebih cantik, lebih cerah dan tampak awet muda – Cantik alami…

Satu hari suami sahabat saya pernah menanyakan paket perawatan kulit pada istrinya, saat kami makan malam bersama: “Kamu mau pake produk perawatan kulit apa?” Begitu pertanyannya, lalu Ia juga menoleh kepada saya menanti jawaban atas pertanyaan yang sama. Saya dan sahabat saya spontan tertawa mengejek, karena memang tidak pernah terpikirkan untuk menggunakan produk perawatan kulit apapun selain pembersih wajah. Toh usia kami 20-an, masih muda, masih cantik, kulit wajah masih segar dan kenyal, ibarat bunga, lagi mekar-mekarnya, banyak kumbang yang datang, kalau ada yang lamar terima ajah… (*eh). Pokoknya gak ada yang perlu dikhawatirkan dan saya juga tidak terlalu serius menanggapi pertanyaan itu, walaupun akhirnya gantian suami sahabat saya itu yang berkali-kali mengejek kami bahwa itu tidak akan berlangsung lama sebab suatu saat nanti meja rias kami akan dipenuhi krim-krim perawatan dan produk-produk tersebut akan menghabiskan duit jajan kami saking mahalnya, jelas dia dengan bahasa inggris beraksen perancis yang kental serta mimik wajah yang cukup menjengkelkan. Kalau kamu pernah mikir ada dan bertemu bule yang ribet dan rese banget di dunia ini, mungkin dia salah satunya saat itu.

Sekarang jika mengingat kejadian itu rasanya ada benernya juga, tiga tahun terakhir ini saya mulai mencari-cari produk perawatan yang tepat untuk kulit wajah. Gak tahu kenapa kulit wajah jadi kering dari sebelumnya hingga terasa gatal dan kusam. Itulah alasan mengapa sepertinya beberapa krim sudah bersedia nongkrong manis di meja rias saya. Continue reading “Maxi-Peel Micro Exfoliant Fluid”

Grang Opening HIJUP Store Makassar

HIJUP adalah Islamic fashion e-commerce pertama di dunia yang didirikan pada tahun 2011 oleh Diajeng Lestari. Dengan konsep online mall dan offline store, HIJUP menyediakan berbagai macam produk terbaik karya desainer fashion muslim Indonesia. Produk yang disediakan ditujukan untuk wanita dan pria, mulai dari pakaian, kerudung, aksesoris dan banyak lagi yang lainnya. Sejak awal berdiri, HIJUP berperan sebagai perantara para desainer dengan pembeli di seluruh dunia.

Saya sendiri telah mengenal HIJUP lebih kurang 5 tahun terakhir, produk-produk yang disediakan HIJUP untuk saya pribadi memang istimewa di hati, karya-karya desainer fashion muslim yang menawarkan design simple namun terlihat elegant dan yang paling penting adalah nyaman ketika digunakan bisa saya dapatkan di HIJUP.

Kabar bahagianya kini toko offline HIJUP hadir di kota saya, Makassar. Yes, HIJUP resmi membuka HIJUP Store di Kota Makassar setelah kota-kota sebelumnya yaitu Jakarta, Palembang, Lombok, dan Bandung. Langkah ini dilakukan HIJUP dalam meningkatkan pelayanan kepada para konsumen agar dapat melihat dan merasakan langsung berbelanja produk terbaik dari HIJUP. Target tahun ini fokus pada pengembangan variasi brand dan produk serta membuka lebih banyak offline store di berbagai kota di Indonesia. Jadi buat kalian yang selama ini cuman bisa nongkrongin HIJUP secara online, mulai sekarang sudah bisa dateng langsung ke storenya.

Grand Opening HIJUP Makassar

Harapannya juga, “Dengan kehadiran HIJUP di Makassar serta di kota-kota lainnya, HIJUP optimis dapat menjadi motor bagi pergerakan industri fashion muslim Indonesia di kancah internasional dan insyaAllah dapat selalu memenuhi kebutuhan para muslimah dimanapun mereka berada. Semoga dengan hadirnya HIJUP offline store ini menjadi langkah awal HIJUP untuk selalu dekat di hati para konsumennya.” ujar Anatasia Gretti Schender, Head Creative Content HIJUP pada saat grand opening HIJUP store 28 Juli kemarin.

Bahagia rasanya Makassar dipilih sebagai kota ke-5 pembukaan HIJUP Store karena memiliki kontribusi yang besar pada penjualan HIJUP di Indonesia. Berdasarkan data penjualan sejak hadirnya HIJUP offline store, pertumbuhan HIJUP secara keseluruhan hampir mencapai 100% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk penjualan di Kota Makassar meningkat hingga 500% sejak hadirnya offline store.

Grand Opening HIJUP Store di Makassar ini, turut menghadirkan Muse HIJUP, Indah Nada Puspita, dan istri Wakil Wali Kota Palu dan juga seorang entrepreunerAdelia Pasha, sebagai representasi sosok muslimah yang keduanya memiliki nilai yang sejalan dengan HIJUP dalam menginspirasi melalui gaya hidup islami.

Acara siang itu juga dimeriahkan dengan fashion show beberapa busana muslim koleksi HIJUP yang kece-kece.

 

 

HIJUP STORE MAKASSAR

Penasaran pengen punya koleksi dari HIJUP juga? Yuk, cuss ke jalan Penganyoman No 11D Panakukang, Kota Makassar, HIJUP Store menghadirkan ragam koleksi terbaik mulai dari Irsalina, Kami, Dian Pelangi, Ria Miranda exclusive for HIJUP, Jenahara, Vivi Zubedi, NRH X Nabilia, Meccanism by Zaskia Adya Mecca, Buttonscraves BLP Beauty, dan masih banyak produk pilihan lainnya. HIJUP Store Makassar sudah dapat dikunjungi sejak Mei 2018 lalu yang buka setiap dari dari pukul 09.00 – 20.00 WIB.

Semoga HIJUP menjadi e-commerce fashion muslim terdepan dengan membawa brand terbaik melalui online dan offline store ke seluruh Indonesia juga dunia Internasional, sekaligus menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama programnya.

Photo: Qiah Ladkiya

Festival Batik dan Tenun Nusantara di Karebosi Junction Makassar

 

Batik, Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity)oleh UNESCO, pada tanggal 2 Oktober 2009.

Kemana harus mencari batik ketika di Makassar?

Akhirnya saya memutuskan untuk lebih mencintai batik sore itu, setelah sebelumnya menganggap sebuah kain batik hanya sebagai kain spesial yang hanya digunakan untuk ke acara tertentu saja. Ya, sore itu saya diberikan kado luar biasa, selembar kain batik tulis oleh nenek saya, selepas lulusan sekolah, 14 atau 15 tahun yang lalu. Begitu kagumnya saya akan setiap detail dan corak yang ada dalam kain itu hingga ia menjadi spesial, terlebih setelah beliau mewanti-wanti jika kain tersebut tidak boleh diberikan pada orang lain sebab kain tersebut merupakan salah satu kain koleksinya dengan kualitas yang sangat baik dan harga yang mahal. Waaahhh! Senangnya bukan main, saya sampe gak percaya dikasih harta karun seperti itu, maka sejak saat itu saya menaruh minat yang besar pada batik. Dan saya akan lebih bahagia jika menerima kado selembar kain batik –tentu dengan kualitas yang sama dengan pemberian nenek saya, hehe- sebagai hadiah, dibanding hadiah lainnya, disamping memang saya sangat menyukai hal-hal yang berbau etnik.

Setelahnya, ibu saya pun memberikan saya selembar batik tulis buatan Yogya miliknya dengan 6 corak cantik yang berbeda dalam selembar kain, yang selalu saya minta sampai bermohon-mohon padanya, selain selembar batik lagi dengan motif seperti tebing atau gelombang, dikenal sebagai Motif Parang. Sejak saat memiliki kain-kain batik spesial dari orang-orang yang luar biasa adalah salah satu harta yang amat berharga bagi saya… Continue reading “Festival Batik dan Tenun Nusantara di Karebosi Junction Makassar”

#Bombema – Bom Benang Makassar

Catalog of Yarn Bombing Makassar 2014Kemarin adalah hari perdana pemutaran dokumenter Bom Benang 2014. Bom Benang 2014 merupakan event tahunan yang digelar oleh Komunitas Perajut Makassar, Quiqui. Dan mengambil tema Benang di Halaman, mengajak kita untuk sedikit mengenang kembali hangatnya sebuah halaman.

Melibatkan masyarakat luas utamanya mereka yang terkasih, para tetangga untuk turut serta melilit benang dan meminta kesediannya menjadikan halaman serta pagar-pagar mereka menjadi bagian dari galeri. Yang mana proses ini merupakan bagian dari pra event festival Bom Benang 2014. Bukankah mengambil sedikit perhatian dari lingkungan terdekat adalah awal dari sebuah perubahan yang besar?. Ciyee…

•••

Saya mengenal komunitas ini (lagi-lagi) dari kak Nanie. Hari itu, beberapa tahun yang lalu, kak Nanie memang sempat mengajak saya untuk ikut kelas merajut yang katanya digagas oleh Eka –salah seorang crafter Makassar dengan Camane Craft sebagai branding produknya-. Tapi sepertinya saya belum memiliki waktu yang tepat untuk bergabung dalam kelas-kelas merajut tersebut. Hingga mereka menggelar sebuah acara melilit benang, membalut sebuah pohon besar. Sebenarnya saya sempat menemani kak Nanie untuk mengambil jatah benang untuk keikutsertaanya pada event tersebut. Tapi saya belum berani menawarkan diri untuk membantu. Padahal dalam hati, ingin sekali menjadi bagian dalam membalut sebuah pohon. Itulah ya, kenapa berterus terang selalu lebih berharga daripada diam-diam menahan rindu… pppfft.

Sejak saat itu, ketertarikan saya dalam seni kriya khususnya dunia benang dan kait mengait ini terus berlanjut, mengalir seperti air, merona seperti senja bahkan tabah – setabah hujan bulan Juni XD. Dan saya pun mulai membeli jarum dengan ukuran yang benar sebagai bagian dari standar kelayakan mutu rajutan (hallah !). Lalu menumpuk benang-benang cantik sebagai bagian dari penyakit naga –yang katanya suka mengumpulkan harta karun-. Hingga membuka kelas sederhana untuk mengambil hati para tetangga dan berbicara dari hati ke hati tentang betapa terganggunya saya dengan tumpukan sampah di tanah kosong samping rumah yang mereka buang tanpa rasa malu dan bersalah.

Lalu akhirnya saya berhasil menjadi bagian dalam event Bom Benang Makassar 2013 di Taman Segitiga Makassar. Luar biasa rasanya bisa ikut serta memamerkan karya, Mejik! (maklum, sedikit banyak saya memang tukang pamer soalnya :|). Dan di tahun berikutnya Bom Benang Makassar 2014 – Benang di Halaman memberikan kami ruang sebebas-bebasnya untuk berekspresi.

Hingga suatu pagi, saya ngantor tanpa mandi karena air yang tidak mengalir – suram! . Saya benar-benar kesal hari itu, yang kemudian membuahkan ide untuk mengangkat masalah krisis air ini menjadi karya yang akan saya ikutkan dalam Bom Benang 2014 (belakang diketahui, ketika saya kesal akan banyak ide yang bermunculan! XD #Ngek)

Maka jadilah sebuah ember berbungkus rajutan dengan warna dasar coklat yang terinspirasi dari tanah –air tanah ceritanya- hingga warna pola dari perusahaan air bersih yang ada di negeri ini XD (hahahah sok banget XD ). Tak hanya ember, saya juga menyertakan selang yang dibungkus rajutan, keran air, dan aliran air. Sayangnya, saya kurang tanggap ketika mendapati karya saya ini hanya diletakkan begitu saja seperti tidak berguna di salah satu sudut ruang pamer hari itu. Saya pikir memang didisplay seperti itu, ternyata tidak XD. Jadilah siang itu saya menempelkan seadanya karya saya yang luar biasa itu pada sebatang bambu. Sepertinya saya memang tidak berbakat jadi seniman hahaha… =)))).

Lalu hari ini saya mendapatkan kejutan yang luar biasa. Seseorang diluar sana mengagumi karya saya dan menuliskannya dalam sebuah blog, bisa dilihat di sini. Saya pun kembali bersemangat dan merasa berhasil menjadi seorang seniman. Terima kasih…

Sampai ketemu di Bom Benang tahun ini. Silakan dinikmati dokumenter Bom Benang Makassar 2014.

Karya : Yunita Maretha